Kamis, 31 Maret 2011

KITA SUPORTER BUKAN ARTIS

  Dunia sepak bola di indonesia memang membingungkan, salah satu pertanyaan yang membuat risih saya adalah.. SUPORTER TERBAIK ?.....  Sebenarnya suporter terbaik itu seperti apa?.. apakah suporter terbaik itu hanya menonton pertandingan dengan duduk manis.. atau bernyanyi dan menari sepanjang waktu disaat team kita sedang bertanding.......


  Meski sepak bola di indonesia sudah bukan topik yang baru lagi tapi sebenernya sepak bola di indonesia menurut saya merupakan sesuatu yang unik dibanding dengan negara-negara yang lain.  Memang kita bukan suporter seperti inggris yang terkenal dengan HOOLIGAN -nya dan kita bukanlah suporter seperti italia atau argentina yang kental dengan kata ULTRAS. Itulah yang membuat kita heran, sebenrnya tipe apakah kita sebenarnya?.. lalu jika dikaitkan dengan kata SUPORTER TERBAIK. seprti apa?........


   Saya hanya bisa tertawa jika ada seseorang yang mengeklaim dirinya atau kelompoknya adalah suporter yang terbaik. hahahahaaaaa.......  bro, sebenarnya suporter terbaik itu seperti apa?.... kenapa bos... pusing yaaa, hidup udah pusing jangan dibikin pusing.  Satu pertanyaan saya buat mereka yang mengeklaim yang terbaik, KALIAN DATANG KE STADION UNTUK MENDUKUNG TEAM KESAYANGAN ATAU HANYA MENCARI POPULARITAS ???.......


   Harus kita akui juga perdamaian itu penting, Kelakuan yang santun itu sangat penting, menari dan bernyanyi itu penting. Namun kita suporter bukan robot ataupun sistem yang dapat dikontrol sepenuhnya.  Dan kita bukanlah artis yang mencari popularitas. Ingat kita seutuhnya suporter... kita terlahir untuk MENDUKUNG dan MEMBELA team kesayangan kita.


  Banyak tulisan-tulisan yang menunjukkan kesetiaan kita kepada team kesayangan kita, salah satu contohnya :  BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI. Apakah maksud dari kata itu?... mungkin kita bisa menjawab tapi mungkin juga kita tidak bisa mengamalkannya. Tapi disini kita bahas tentang team kita yang sedang DI DZOLIMI atau DI RUGIKAN.  Apakah kita akan diam saja?... apakah kita akan berteriak saja?...  atau apakah kita justru membiarkanya?....
Disinilah peran kita sebenarnya sebagai suporter yaitu MENDUKUNG dan MEMBELA meski diluar lapangan hijau.  Maka timbullah pertanyaan:
Apakah salah jika seorang suporter memukul wasit yang tidak becus memimpin pertandingan ??...
Apakah salah jika seorang suporter lempar batu demi membela team kesayangan ??...
dan masih banyak apakah yang lainnya.


  Kami bukan preman, Kami bukan gankster, Kami bukan Oknum apalagi seorang pecundang untuk mendukung team kesayangan.. Kami adalah VIKING suporter PERSIB BANDUNG.
Kami keras, kami bukan suporter populeritas karna kami suporter GARIS KERAS dari VIKING PERSIB CLUB. Dan itulah kami HOOLIGAN UTARA
LAWAN DAN HANCURKAN adalah kata-kata cambuk untuk kami. Tribun utara akan selalu KERAS, TOTAL, LOYAL dan MILITAN.


  Lalu apakah kita bangga atas predikat SUPORTER TERBAIK jika team kesayangan kita terpuruk. Lalu apa arti dari kata SUPORTER TERBAIK jika melihat team kesayangannya dicurangi diam saja. KITA SUPORTER BUKAN ARTIS YANG SEDANG MENCARI POPULERITAS.
LAWAN DAN HANCURKAN semua yang menggangu team kesayangan kita. real suporter jawab kami.


  Sekarang bagaimana menurut anda?...
  Apakah anda artis yang sedang menonton bola?...
  Apakah anda seorang suporter?...














Maaf, artikel ini bukan bermaksud untuk menebar kekerasan. Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan semangat kita untuk mendukung team kesayangan.

Minggu, 20 Februari 2011

PERSIB vs Torpedo Kutaisi (Uni Soviet)


1985: PERSIB vs Torpedo Kutaisi (Uni Soviet)


Torpedo Kutaisi merupakan klub dari Uni Soviet. Pada masa ini, Persib berkesempatan untuk melawannya. Sayang, Persib tidak diperkuat Adjat Sudradjat, Adeng Hudaya, Jaffar Sidik, dan Bambang Sukowiyono. Namun, Djadjang Nurdjaman (“mantan” pemain Mercu Buana Medan di Galatama V/1984 dan “calon” pemain Mercu Buana Medan di Piala Liga I/1985) ikut membela Persib.
Pada masa itu, Adjat Sudradjat berada di timnas Indonesia A. Sementara Adeng Hudaya, Jaffar Sidik, dan Bambang Sukowiyono tidak mendapat ijin dari instansinya. Lalu, bagaimana jadinya pertandingan Persib vs Torpedo Kutaisi?
Dalam pertandingan persahabatan di Stadion Siliwangi Bandung (Kamis, 5 Februari 1985) itu, Persib kalah 1-3 dari lawannya. Torpedo Kutaisi unggul lebih dahulu 1-0 melalui Jorji Kashuili (menit 36). Namun, “Si pemain baru di jajaran Persib” Djadjang Nurdjaman berhasil membalasnya menjadi 1-1 pada menit 57. Sayang, Persib tidak mampu mempertahankannya. Gol Kurgakidae (menit 61) dan Chilaya (menit 81) mampu mengempaskan Persib 1-3.

PERSIB vs Italia U-21


1977: PERSIB vs Italia U-21


Jauh sebelum tim-tim Italia, seperti Sampdoria, AC Milan, dan Lazio, berlaga di Indonesia, tim dari negeri spagheti itu pernah berlaga di tanah air kita. Pada tahun 1977, tim nasional Italia U-21 sempat melakukan beberapa pertandingan persahabatan di Indonesia. Para pemain muda Italia itu pernah bertanding melawan PSSI Muda (25/06/1977), Persebaya (30/06/1977), Persija Elang (03/07/1977), dan Persib tentunya.
Dalam pertandingan di Stadion Siliwangi, Bandung (27/06/1977), tuan rumah Persib berhasil mengalahkan Italia U-21 3-1.
Gol-gol kemenangan Persib diciptakan Max Timisella (menit 4), Risnandar Soendoro (30), dan Nandar Iskandar (83). Sementara itu, gol balasan Italia U-21 diciptakan Pasinato (menit 11).

PERSIB vs Sao Paulo (Brasil)


1976: PERSIB vs Sao Paulo (Brasil) 0-4


Persib Bandung sempat beberapa kali melawan klub-klub Brasil dalam beberapa pertandingan persahabatan internasional. Salah satunya Sao Paulo.
Dalam pertandingan di Stadion Siliwangi, Bandung (Kamis, 14 Oktober 1976), Persib tumbang 0-4 di tangan Sao Paulo (Brasil). Siapa pencetak golnya? Ini dia!
Carlos Carrasco (menit 35), Elloy (72), serta Carlos Alberto (73 dan 85).

PERSIB vs PSV Eindhoven


1987: PERSIB vs PSV Eindhoven (Belanda)


Dalam sejarahnya, Persib pernah berhadapan dengan PSV Eindhoven (Belanda) di Stadion Siliwangi Bandung (11 Juni 1987). Sayang, tidak semua pemain inti Persib ikut serta. Maklum, ada masa-masa seleksi timnas Indonesia. Akhirnya, Yudi Guntara (lulusan Diklat Ragunan) pun diikutkan. Hasilnya: PSV Eindhoven vs Persib 6-0 melalui gol-gol Ruud Giip (menit 9), E. Vicool (menit 15, 40, dan 53), dan Jurie Koolhof (menit 60 dan 66).
Berikut ini adalah formasi pemain Persib ketika melawan PSV Eindhoven.
Dalam pertandingan ini, Persib menampilkan formasi pemain: Wawan Hermawan/Erick Ibrahim (penjaga gawang), Dede Iskandar, Ade Mulyono, Ujang Mulyana, Adeng Hudaya, Bambang Sukowiyono, Uut Kuswendi, Iwan Sunarya/Dadang Kurnia, Adjat Sudradjat, Yudi Guntara, dan Dede Rosadi/Sarjono.

PERSIB vs Muenchen University (Jerman)


1981: PERSIB vs Muenchen University (Jerman)



Muenchen University. Yang jelas bukan Bayern Muenchen J Pada tahun 1981, tim dari Jerman (Barat) itu pernah hadir di Bandung. Apalagi kalau bukan untuk melakukan pertandingan persahabatan.
Dalam pertandingan persahabatan internasional yang berlangsung di Stadion Siliwangi Bandung, 9 Agustus 1981 itu, Persib dan Muenchen University berbagi angka 1-1. Siapa pencetak golnya?
Ini dia pencetak golnya. Wolter Sulu (Persib) mencetak gol pada menit 23 untuk membalas gol Weihard (Muenchen University) yang mencetaknya pada menit 17.

Media massa PERSIB


Persib telah menjadi komoditas tersendiri. Tercatat ada beberapa media (koran/tabloid/majalah) yang membahas Persib dan komunitasnya. Kumpulan media Persib ini hanya sekadar koleksi saya yang gemar mengoleksi media massa.
Inilah nama-nama merek media Persib yang saya koleksi.
Inilah nama-nama merek media Persib yang saya koleksi.
Media Massa:
1. Tabloid Super: Suara Persib (Edisi 002/2002),
2. Majalah Persib Euy!: Maung Uing Persib Aing (DESEMBER 2004/NO. 01),
3. Majalah Nu Aing: Bobotoh Persib Magazine (#1 – maret 05),
4. Tabloid Maung Bandung: Media Sepak Bola Urang Bandung (Edisi 3 Minggu II April 2006),
5. Tabloid Bobotoh: Persib atau Mati (No. 001/I/SENIN, 28 AGUSTUS – 10 SEPTEMBER 2006),
6. Tabloid Persib Plus (No. 01/I/RABU, 13 DESEMBER 2006),
7. Tabloid Pangeran Biru: Sisi Lain Sepak Bola (Edisi II/II/9/2/2007),
8. Majalah The Official Magazine (PERSIB MAGAZINE MARET 2007 ISSUE 01), dan
9. Majalah Make Manah: The Official VikingPersibMagz (Edisi.2/17/5/2008).
10. Tabloid Spirit: 100% Persib (Edisi No. 1/3-16 Februari 2009)
Sumber: NovanMedia
Dan saya yakin masih ada majalah-majalah yang akan membahas PERSIB dan komunitasnya kedepan, semoga aja saya salah satunya hehehehee.......

Persib telah menjadi komoditas tersendiri. Tercatat ada beberapa media (koran/tabloid/majalah) yang membahas Persib dan komunitasnya. Kumpulan media Persib ini hanya sekadar koleksi saya yang gemar mengoleksi media massa.
Inilah nama-nama merek media Persib yang saya koleksi.
Inilah nama-nama merek media Persib yang saya koleksi.
Media Massa:
1. Tabloid Super: Suara Persib (Edisi 002/2002),
2. Majalah Persib Euy!: Maung Uing Persib Aing (DESEMBER 2004/NO. 01),
3. Majalah Nu Aing: Bobotoh Persib Magazine (#1 – maret 05),
4. Tabloid Maung Bandung: Media Sepak Bola Urang Bandung (Edisi 3 Minggu II April 2006),
5. Tabloid Bobotoh: Persib atau Mati (No. 001/I/SENIN, 28 AGUSTUS – 10 SEPTEMBER 2006),
6. Tabloid Persib Plus (No. 01/I/RABU, 13 DESEMBER 2006),
7. Tabloid Pangeran Biru: Sisi Lain Sepak Bola (Edisi II/II/9/2/2007),
8. Majalah The Official Magazine (PERSIB MAGAZINE MARET 2007 ISSUE 01), dan
9. Majalah Make Manah: The Official VikingPersibMagz (Edisi.2/17/5/2008).
10. Tabloid Spirit: 100% Persib (Edisi No. 1/3-16 Februari 2009)
Sumber: NovanMedia
Dan saya yakin masih ada majalah-majalah yang akan membahas PERSIB dan komunitasnya kedepan, semoga aja saya salah satunya hehehehee.......

Manchester United (Inggris)


1975: Indonesia vs Manchester United (Inggris); PERSIB Lebih Hebat daripada Manchester United?


Apakah Indonesia, Persib, dan Manchester United (Inggris) ada kaintannya? Sebelum menikmati pertandingan tim nasional (timnas) Indonesia melawan Manchester United pada tahun 2009 mendatang, mari kita menikmati perjalanan Manchester United di Indonesia pada 1975.
Pada akhir Mei 1975, timnas Tamtama asuhan Wiel Coerver (pelatih) dan Wim Hendriks (asisten pelatih) memanggil 22 dari 23 pemainnya. Satu dari 23 pemain yang dipanggil itu (Soeharsoyo) pulang ke Semarang untuk menjenguk istrinya yang sakit. Eh…, ada loh yang dipanggil dari Persib. Ya, Teten dan Dedi Sutendi turut menjadi bagian seleksi timnas.
Pada akhir Mei 1975 itu, timnas Indonesia Tamtama –sebutan pada masa ini, semacam tim Utama, A, atau Senior– melakukan tiga kali pertandingan uji coba di kota Bandung, tepatnya di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani, Bandung.
Pada pertandingan pertama (20 Mei 1975), timnas Indonesia Tamtama berhasil mengandaskan perlawanan Persib Selection 5-1. Lima gol kemenangan timnas Indonesia Tamtama dicetak Risdianto (menit 8), Djunaidi Abdillah (10/penalti), Waskito (14), Wibisono (15), dan Anjas Asmara (60). Sementara itu, satu gol Persib Selection dicetak Nandar Iskandar (76).
Pada pertandingan kedua (21 Mei 1975), timnas Indonesia Tamtama bermain imbang 0-0 dengan Persib. Namun, pertandingan tersebut hanya berlangsung selama 70 menit karena hujan lebat.
Dalam pertandingan ketiga (baca: partai ulang) yang berlangsung pada 23 Mei 1975, timnas Indonesia Tamtama harus mengakui keunggulan Persib 1-3. Gol tunggal Waskito (menit 23) tidak mampu membawa kemenangan bagi timnas Indonesia Tamtama karena Persib berhasil mencetak tiga gol kemenangan melalui Risnandar (8 dan 57) serta Tjetjep (70).
Setelah melakukan tiga kali pertandingan uji coba di kota Bandung itu, barulah timnas Indonesia Tamtama meladeni Manchester United (Inggris) dalam pertandingan segitiga internasional di Stadion Utama, Senayan, Jakarta (1 Juni 1975). Dalam pertandingan ini, kedua tim bermain imbang 0-0.
Timnas Indonesia Tamtama menurunkan formasi pemain: Ronny Paslah (penjaga gawang), Sutan Harhara, Oyong Liza, Suaib Rizal, Iim Ibrahim, Anjas Asmara, Nonon, Waskito, Djunaidi Abdillah, Risdianto, dan Andi Lala.
Manchester United menurunkan formasi pemain: Alex Stepney (penjaga gawang), Alex Forstyth, Arthur Albiston, Gerry Daly, Jimmy Micholl, Jim McCallog, Trevor Anderson, Sammy McIlroy, Stuart Pearson, David McGreery, dan Tony Young.
Pertandingan timnas Indonesia Tamtama melawan Manchester United itu merupakan pertandingan pertama. Pertandingan lainnya yaitu: Manchester United vs Ajax Amsterdam (3 Juni 1975) dan Ajax Amsterdam vs timnas Indonesia Tamtama 4-1 (5 Juni 1975).
Memerhatikan hasil-hasil pertandingan tadi, khususnya dalam pertandingan uji coba di kota Bandung, apakah Persib lebih hebat daripada Manchester United? Persib saja dapat mengalahkan timnas Indonesia Tamtama 3-1, masa Manchester United hanya mampu bermain imbang 0-0?
Jelas, sepak bola bukan matematika dan tentu saja kualitas Stadion Persib kalah bagus dibanding Stadion Utama, Senayan, Jakarta.

PERSIB vs Malaysia


PERSIB tak Pernah Kalah dari Malaysia

   BERDASARKAN sejumlah catatan yang berhasil dilacak, sejak tahun 1973, Persib Bandung sudah bertemu dengan tim-tim Malaysia sebanyak 10 kali. Dari 10 pertemuan tersebut, statistik menunjukkan, Persib tak pernah menjadi pecundang di hadapan tim-tim Malaysia. Namun, kesepuluh pertemuan tersebut belum pernah terjadi di “Negeri Jiran”.
Menarik untuk ditunggu apakah dominasi Persib atas tim-tim Malaysia sejak tahun 1973 itu akan berakhir pada muhibah pertamanya di Malaysia. “Persib tidak boleh sebagai pecundang, tapi harus sebagai pemenang,” kata Manajer Tim Persib Selangor, H. Edi Siswadi pada acara pelepasan rombongan Persib yang akan tampil di “Selangor Cup 2009″ di Stadion Shah Alam, Selangor, Jumat (31/7).
Berdasarkan catatan Novan Herfiyana, spesialis database sepak bola Indonesia, pertemuan pertama Persib dengan tim Malaysia terjadi di Turnamen “Marah Halim Cup II/1973″, ketika Persib mengalahkan Kelantan FA di Stadion Teladan Medan, 17 April 1973.
Sedangkan pertemuan terakhir dengan tim Malaysia terjadi di Stadion Siliwangi Bandung dalam sebuah pertandingan persahabatan 5 Februari 2008, ketika Persib yang diwakili tim Diklat Persib menghajar Kelantan 3-1 lewat gol Asep Mulyana serta dua gol Andrie Kurniawan.
Dengan Selangor FA, sebelumnya Persib sempat bertemu dua kali. Pertemuan pertama terjadi di Turnamen HUT ke-50 PS Singgalang di Stadion Siliwangi, 11 Juli 1978. Ketika itu, Persib menundukkan Selangor FA 3-1 lewat gol Djadjang Nurdjaman menit ke-49 dan 89 serta M. Atik menit ke-53.
Terakhir, Persib bertemu Selangor dalam sebuah laga persahabatan di Stadion Siliwangi pada 6 Desember 2006. Saat itu, Persib pun menang dengan skor 3-1 lewat dua gol Christian Bekamenga dan Nova Arianto. (endan suhendra/”GM”/ dari selangor)**
Judul asli: Rekor Pertemuan dengan Tim Malaysia: Persib Bandung Tak Pernah Kalah

PERSIB vs KNVB (Belanda)


1988: PERSIB vs KNVB (Belanda)


KNVB bukan hanya “PSSI”-nya Belanda. Tim KNVB (Belanda) itulah yang sempat berhadapan dengan Persib dalam pertandingan persahabatan internasional di Stadion Siliwangi Bandung.
Saat itu, Minggu, 5 Juni 1988, Persib berupaya untuk meladeni KNVB. Sayang, Persib kalah tipis 0-1.
Ini dia si pencetak gol: Bart Latuheru (menit 28). Ini merupakan pertandingan terakhir Persib melawan tim-tim Belanda. Sebelumnya, Persib sempat menghadapi FC IQ dan PSV Eindhoven.

PERSIB vs Juventus


1987: PERSIB vs Juventus


Pada tahun 1987, di Bandung sempat diadakan pertandingan uji coba persahabatan yang menampilkan Persib, PSIS, Hallelujah (Korea selatan), dan Juventus (Brasil).
PSIS (juara Divisi Utama Perserikatan 1986-1987) merupakan tim yang sedang mempersiapkan diri menuju Pesta Sukan III/1987 Brunei Darussalam (Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987) , Hallelujah merupakan juara Piala Universitas Dharma Agung (UDA) V/1987 (1-11 Juli 1987) yang dalam babak grandfinal yang berlangsung di Stadion Teladan Medan mengalahkan timnas Indonesia A 3-2, dan Juventus merupakan peringkat ketiga Piala UDA V/1987.
Dalam pertandingan persahabatan itu, PSIS mengalahkan Juventus 2-1 dan Hallelujah mengalahkan Persib 1-0 (13/07/1987) serta Persib mengalahkan Juventus 2-1 dan Hallelujah mengalahkan PSIS 3-0 (14/07/1987).

PERSIB vs FC IQ (Belanda)


1986: PERSIB vs FC IQ (Belanda)



FC IQ –klub amatir Belanda– merupakan salah satu klub asal Belanda yang pernah berlaga melawan Persib dalam pertandingan persahabatan internasional. Kelak, setelah melawan FC IQ ini, Persib berhadapan dengan klub-klub Belanda lainnya, seperti PSV Eindhoven dan KNVB.
Dalam pertandingan melawan FC IQ yang berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung (Minggu, 19 Oktober 1986) itu, Persib berhasil mengalahkan FC IQ 4-0. Siapa pencetak golnya?
Keempat gol Persib dicetak Dadang Kurnia (menit 7), Iwan Sunarya (27), dan Djadjang Nurdjaman (37 dan 63).
Ini merupakan salah satu pertandingan uji coba Persib menuju Divisi Utama Perserikatan 1986/1987.
Tiga pertandingan uji coba lainnya:
Stadion Sangkuriang (Minggu, 12 Oktober 1986): Persib vs PSIS 2-0 (Iwan Sunarya menit 15 dan 35)
Stadion Siliwangi (Kamis, 16 Oktober 1986): Persib vs Persib Junior 5-0
Stadion Siliwangi (Sabtu, 18 Oktober 1986): Persib vs timnas Indonesia Junior 0-0

PERSIB vs Aryan Gymkhana (India)


1952: PERSIB vs Aryan Gymkhana (India) 


Sebagai bobotoh yang senang membaca sejarah Persib tentu tahu tentang pertandingan Persib melawan Aryan Gymkhana (India). Pertandingan itu disebut-sebut sebagai pertandingan internasional pertama untuk Persib. Dalam catatan sejarah itu pula disebutkan bahwa pertandingan tersebut berlangsung pada tahun 1954.
Apakah benar bahwa pertandingan Persib vs Aryan Gymkhana berlangsung pada 1954? Ternyata, berdasarkan hasil penelusuran data, pertandingan itu berlangsung pada 1952. Pada bulan Mei 1952, tim dari wilayah India Selatan ini berkunjung ke Indonesia. Di Indonesia, tidak kurang dari 4 pertandingan digelar, yaitu 3 di Jakarta (melawan UMS Jakarta, Persija, dan timnas Indonesia) serta sekali di Bandung (melawan Persib).
Setelah mencatat 2 kali menang dan sekali seri, Aryan Gymkhana ditantang Persib di Stadion SIDOLIG (Bandung). Hasilnya, tampaknya “samar”. Secara implisit, Persib bermain imbang dengan Aryan Gymkhana. Namun, satu kata kunci yang penting ialah bahwa kekuatan “napas kuda” Aryan Gymkhana dapat ditandingi Persib. Hal itu berbeda ketika melawan UMS Jakarta (anggota Persija), Persija, dan timnas Indonesia yang tampak “ngos-ngos-an”.
Aryan Gymkhana merupakan tim gabungan angkatan perang/kepolisian. Tim yang pemainnya rata-rata 28-33 tahun terdiri dari sebagian besar pedagang, sebagian kecil buruh, dan beberapa pemain dari polisi negara. Pemain tertua, Najundah (penyerang tengah berumur 38 tahun) dan pemain termuda, Ramiah (kiri luar berumur 20 tahun). Ke Indonesia, mereka dibawa manajer tim Murthy.